HARI TB SEDUNIA, LAPAS TERBUKA ADAKAN SEMINAR PENCEGAHAN TB

SEMINAR TB LAPAS TERBUKA

Lapas Terbuka Jakarta – Memperingati Hari TB sedunia, Lapas Terbuka Jakarta adakan seminar pencegahan Tuberculosis (TB) bagi Narapidana dan Pegawai (24/03). Seminar yang dimotori oleh Tim Kesehatan Poliklinik Pratama Lapas Terbuka Jakarta ini dilaksanakan untuk menyebarluaskan informasi tentang langkah-langkah pencegahan tuberculosis dengan cara yang tepat dan benar.

Selain mengedukasi warga binaan dan pegawai tentang TB, dilaksanakannya seminar ini juga untuk mempelopori gerakan nasional menuju Indonesia Bebas TB Tahun 2050 melalui deklarasi TOSS TB (Temukan, Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis).

Ketua pelaksana kegiatan, Indah Siswanty menyebutkan meski sering mendengar penyakit TB, belum banyak masyarakat yang paham bagaimana tindakan yang benar dalam mencegah maupun mengobati penyakit TB. Penyakit yang disebabkan oleh Bakteri Mycobacterium tuberculosis ini seringkali menjadi momok besar di lingkungan masyarakat karena mudah tertular melalui udara sewaktu pasien batuk ataupun bersin. “Seminar ini mengedukasi kita semua agar paham betul bagaimana tindakan yang tepat untuk mencegah TB agar tidak tertular kepada keluarga dan anak-anak kita”, Indah mengungkapkan.

SEMINAR TB LAPAS TERBUKA

Hadir dalam pembukaan seminar, Itun Wardatul Hamro, Kepala Lapas Terbuka Jakarta mengapresiasi terlaksananya seminar dalam rangka peringatan hari TB Sedunia. Beliau menyebutkan kegiatan ini sangat baik untuk mengetahui secara detail bagaimana langkah-langkah preventif dalam mencegah penyakit TB dan sekaligus mendukung program pemerintah dalam gerakan Indonesia Bebas TB Tahun 2050.

SEMINAR TB LAPAS TERBUKA

Seminar yang diikuti oleh lebih dari 40 orang peserta tersebut disampaikan oleh dr.Indry Octavia Tresnawati. Dokter muda yang memiliki segudang pengalaman di bidang kesehatan masyarakat ini merupakan salah satu dokter terbaik di poliklinik pratama Lapas Terbuka Jakarta.

Dalam Paparannya, dr.Indry menyebutkan meski prevalensi TB saat ini menurun secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, jumlah penderita penyakit tuberkulosis (TB) di Indonesia masih terbilang tinggi. Sehingga perlu adanya tindakan preventif melalui langkah-langkah yang tepat dan benar dalam mencegah terjangkitnya TB. Dari data Kementerian Kesehatan disebutkan bahwa permasalahan dalam pengendalian TB di Indonesia masih sangat besar, dan Indonesia masih berkontribusi sebesar 5,8% dari kasus TB yang ada di dunia. Dengan angka insiden 189/100.000 penduduk serta angka kematian akibat TB sebesar 61.000 per tahun atau 27/100.000 penduduk, TB masih menjadi tantangan dalam masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.

Tindakan pencegahan penularan TB menurut dr.Indry, dapat dilakukan dengan mengkonsumsi obat secara teratur 6-8 bulan, kemudian menutup mulut ketika batuk maupun bersin serta membuang dahak pada tempat yang tepat. Selain itu pola hidup bersih dengan menjaga kebersihan lingkungan rumah serta memastikan ventilasi udara yang baik juga mampu mencegah tertularnya TB.

dr.Indry menegaskan, TB dapat dicegah dan diobati, tergantung kepada perilaku seseorang. Menurut dia, selama seseorang menjalani hidup bersih dan sehat, ada banyak penyakit yang bisa dicegah, termasuk TB.

Selain itu, ia juga menekankan pada pentingnya berobat sedini mungkin. Jika terjadi batuk, perlu dicurigai dan diperiksakan. Apabila benar TB, bisa segera diobati. Semakin cepat diobati, kemungkinan kesembuhannya pun besar.

Seminar ditutup dengan pembacaan doa dan menyerukan komitmen untuk tanggap TB dengan selalu menerapkan pola hidup bersih baik di lingkungan kantor maupun di lingkungan rumah. “Mari kita Bersatu Menuju Indonesia Bebas TB dengan mencegah dan menyembuhkan TB” tutur Indah mengakhiri acara.

Berita dan Foto : Arif Sg / Lapas Terbuka Kelas IIB Jakarta


Print   Email