LPKA JAKARTA MENJADI PIONNEER PENYUSUNAN MODUL DAN SOP PENANGANAN ANDIKTER

2020 06 19 LPKApionir 1Selasa (15/6) bertempat di ruang Rapat Kepala Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) kelas II Jakarta, berlangsung kegiatan Assesment penyusunan Modul dan SOP Penanganan Anak Pelaku Tindak Pidana Terorisme di LPKA yang merupakan program kerja sama Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dengan Yayasan Prasasti Perdamaian (YPP). Kegiatan ini dilaksanakan menggunakan media teleconference aplikasi zoom yang diikuti oleh Kepala LPKA Jakarta (Benny Totot), Kasubsi Penilaian dan Pengklasifikasian LPKA Jakarta (Hary Achmad Purnawan), Kasi Pembinaan Ditjenpas (Surya Permana Barus), Kasi Integrasi Anak Ditjenpas (Woro SW) serta pihak dari YPP (Khairoh Maknunah dan Rifana Meika).

Kegiatan dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB sampai pukul 11.30 WIB. LPKA Jakarta sendiri menjadi Pioner kegiatan ini selain LPKA Tangerang dan LPKA Palu. Dalam Assesment yang dilakukan oleh tim dari Yayasan Prasasti Perdamaian, LPKA Jakarta diberikan beberapa pertanyaan sebagai bahan dalam penyusunan Modul dan Penanganan Anak Pelaku Tindak Pidana Terorisme di LPKA.

Kepala LPKA Jakarta menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan gamblang secara teknis maupun pengalaman Kepala LPKA Jakarta sendiri dalam menangani narapidana terorisme. Salah satunya adalah pengalaman Kepala LPKA Jakarta yang pernah berhasil menderadikalisme narapidana teroris di tempat sebelumnya. Beliau menceritakan cara dia berhasil membuat Napiter itu berpihak ke NKRI adalah dengan mendatangkan ustadz “dulu saya di Lapas Waykanan punya 1 narapidana yang satu-satunya Narapidana di Lampung yang sudah NKRI. Dengan memberikan pembinaan yang kuat seperti mendatangkan ustadz yang memiliki ilmu keagamaan yang lebih dari Napiter tersebut” terang Benny.

Cara tersebut diyakini Kepala LPKA Jakarta sebagai cara yang ampuh dalam pembinaan Andikter yang ada di LPKA Jakarta. Untuk itu Benny berharap di lingkungan LPKA Jakarta terdapat Ustadz yang dapat melakukan hal serupa untuk Andikter.

Selain itu peran Pamong dalam membina Andikter sangat perlu dalam melakukan deradikalisisasi. Untuk itu Kepala LPKA Jakarta telah menunjuk pegawai yang dianggap berkompeten dalam menangani Andikter “di LPKA Jakarta sendiri memiliki 2 Andikter dimana idealnya 1 Andikter memiliki 1 Pamong, untuk itu Pamong yang ditunjuk harus memiliki pengetahuan agama yang lebih dalam serta memiliki loyalitas terhadap NKRI” terang Benny saat ditanya oleh Khairoh Maknunah mengenai kemampuan khusus Pamong Andikter.

Benny juga menjelaskan bahwa Pamong Andikter ini telah mengikuti diklat “Pamong kami selama ini pernah mengikuti peningkatan kapasitas yang bekerja sama dengan Dirjenpas dan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme). Saya sendiri pun pernah mengikuti hal tersebut” terang Benny kepada perwakilan YPP. Kemudian Benny juga menjelaskan bahwa terapi yang sangat ampuh untuk Andikter adalah dengan mendekatkan dengan orang tuanya “sebaiknya Andikter itu didekatkan dengan orang tuanya. Dengan catatan orang tuanya tidak sepemahaman dengan Andikter. Karena itu adalah terapi yang sangat baik dalam menderadikalisasi Andikter” terang Benny.

Diakhir assesment Benny mengucapkan terimakasih kepada YPP dan Dirjenpas “saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu (YPP) telah mau berkomunikasi dengan kami dan terimakasih juga pada Dirjenpas yang sudah memfasilitasi kami” ujarnya. Untuk diketahui Asessment ini akan dilakukan kembali sampai dengan tanggal 17 Juni 2020 dengan narasumbernya yang berbeda setiap harinya. Untuk tanggal 16 Juni 2020 Narasumbernya adalah Kasi Wasgakin sedangkan tanggal 17 Juni 2020 yang menjadi Narasumber adalah Kasi Pembinaan dan Petugas Pengasuh Khusus (Pamong).

2020 06 19 LPKApionir 2


Print   Email