Foto : Sebanyak 328 Warga Binaan Pemasyarakatan dari 7 (tujuh) Lapas dan Rutan menggetarkan hati seluruh penonton di pementasan pagelaran Sendratari di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Jakarta, Kamis (27/4) malam. (angga)
Jakarta.info – Pagelaran Sendratari bertajuk “Merangkai Asa” yang digelar di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Jakarta, Kamis (27/4) malam, menjadi puncak dari seluruh rangkaian kegiatan peringatan Hari Bhakti Pemasyarakatan Ke 53.
Pagelaran Sendratari dari hasil kerjasama Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) dengan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) tersebut dilakoni oleh 328 warga binaan pemasyarakatan dari 7 (tujuh) Lapas dan Rutan seluruh Indonesia.
Penampilan mereka yang memukau dan mengagumkan tersebut hanya menghabiskan 14 hari untuk waktu latihan. Karena itu, Museum Rekor Indonesia (Muri) yang turut menyaksikan juga memberikan penghargaan.
"Pada saat ini hampir 50 persen warga binaan kita adalah kasus narkoba. Untuk itu, saya berpesan kepada seluruh jajaran Pemasyarakatan agar terus selalu menjaga komitmen dan semangat dalam memerangi narkoba, karena narkoba adalah musuh bangsa pada saat ini," ujar Menteri Hukum dan Ham (Menkumham) RI, Yasonna H Laoly saat memberikan sambutan Sendratari di Lapas Narkotika Klas IIA Jakarta, Jalan Raya Bekasi Timur No 170A, Jakarta Timur.
Kepada warga binaan, masa depan masih panjang oleh karenanya, kalian tidak boleh patah semangat, kalian harus tetap mempunyai cita cita kedepan dan mau melakukan perubahan yang lebih baik untuk kembali ke masyarakat,” kata Menkumham.
Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta, Endang Sudirman turur hadir mendampingi Direktur Jenderal Pemasyarakatan, I Wayan Dusak beserta para pimpinan tinggi madya dan utama serta para sesepuh pemasyarakatan.
Dalam kesempatan yang sama, Ainun Nadjib atau yang disapa akrab dengan Cak Nun mengatakan kalau pementasan yang terjadi di teater seperti di Los Angelas, New York, Taman Ismail Marzuki, Taman Mini Indonesia Indah dengan pemain-pemain yang professional saya tidak heran, mungkin saya hanya kagum, tetapi karena pementasan saat ini terjadi di Lapas serta dengan pemain dari Lapas dan Rutan juga, maka saya lebih kagum, bangga dan bersyukur kepada Allah SWT. (angga/humas)
Alunan tembang yang didendangkan sinden membuka cerita dengan menggambarkan kemegahan suasana ketika Pemasyarakatan diresmikan. Suasana tersebut tergambar dalam koreografi tarian Benah Desa dimana para pemain dengan rampak mempersiapkan upacara hingga Logo Pemasyarakatan muncul dari hal yang tak terduga.
Pertentangan serta perseturuan yang terjadi dalam Pemasyarakatan tergambar melalui koreografi adegan peperangan yang meruntuhkan kehormatan hingga kejayaan masa silam hanya jadi puing yang berserakan. Kebobrokan demi kebobrokan tidak bisa dibiarkan merontokan kokohnya pertahanan Pemasyarakatan. Kita harus kembali meraihnya dan mulai MERANGKAI ASA. (angga)
