Bina Mental dan Etos Kerja, Manusia Makhluk Sosial dan Potensial

14.8

Rabu, (04/08/21). Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta melaksanakan Kegiatan Bina Mental dan Etos Kerja kepada Pegawai dilingkungan DKI Jakarta secara virtual melalui zoom meeting yang meliputi Pegawai Lembaga Pemasyarakatan, Rumah Tahanan Negara, Rumah Penyimpanan Barang Sitaan Negara dan Rumah Sakit Pengayoman. Dalam pelaksanaan kegiatan kali ini merupakan angkatan IV Kelas C yang berjumlah 40 peserta.

34.8

Pada kesempatan kali ini Kegiatan diisi oleh Kepala Divisi Administrasi Kantor Wilayah Hukum dan Hak Asasi Manusia DKI Jakarta Sorta Delima L Tobing, dalam arahannya beliau menyampaikan materi tentang manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna dan potensial. Manusia adalah insan yang diciptakan berarti bukan pemilik dan penguasa dunia, melainkan terbatas kewenangan dan kekuasaannya di dunia sehingga tidak boleh sewenang-wenang atau hidup semaunya sendiri karena harus tunduk dan taat dengan kemauan, kehendak, dan kekuasaan Tuhan sang pencipta. Manusia diciptakan Tuhan dengan maksud melaksanakan tugas-tugas dan pekerjaan Tuhan di bumi yaitu memelihara dan mengelola bumi serta seisinya sehingga tiap manusia yang hidup di dunia harus bekerja dengan ikhklas dan sungguh-sungguh karna kerja itu ibadah dan pasti Tuhan yang memberi pekerjaan akan memberi upah dengan adil atas apa yang dikerjakan manusia.

24.8

Selanjutnya kegiatan diisi oleh JFT Pembimbing Kemasyarakatan Madya Kanwil DKI Jakarta sutarti, dalam materinya beliau menyampaikan materi tentang manusia adalah makhluk sosial. Manusia secara fisik hampir sama dengan mahluk hidup lainya, manusia mempunyai kebutuhan secara khusus yang meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan perlindungan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan aktualisasi diri. Manusia sebagai makhluk individu, kata individu berasal dari bahasa latin, individuum yang artinya tak berbagi. Manusia lahir merupakan sebagai mahluk individual yang bermakna tidak berbagi atau tidak terpisah antara jiwa dan raga. Dalam perkembanganya manusia sebagai makhluk individual tidak hanya bermakna kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi khas dengan corak kepribadianya. Artinya kepribadian seseorang individu berbeda dengan individu lainya, walaupun saudara kembar.

Narasi : Soleh

Print