Kadivpas Ingatkan Giat Bina Mental Pesan Bapak Sekjen Kemenkumham RI Tentang “BerAKHLAK”

13.8

Jakarta, Jum’at (03/09/21). Bina mental dan etos kerja pegawai di Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta, terhubung dengan peserta di satuan kerja pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan di lingkungan Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta melalui teleconference. Yang bertindak sebagai pengajar adalah Kepala Divisi Pemasyarakatan Marselina Budiningsih dan Pembimbing Kemasyarakatan Madya Sutarti Kanwil Hukum dan HAM DKI Jakarta. Para peserta yang tergabung dalam Angkatan IV Kelas E yang berasal dari Rutan, Lapas, LPKA dan Rumah Sakit Pengayoman DKI Jakarta yang berjumlah 40 peserta.

23.8 33.8

 

Dalam kesempatannya Marselina menyampaikan pesan dari Sekretaris Jenderal Kemenkumham RI Andap Budhi Revianto tentang BerAKHLAK yang merupakan kepanjangan dari berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif. Dari BerAKHLAK ini diharapkan kepada semua dalam orientasi pelayanan bisa memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Akuntabel yaitu bisa melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi. Kompeten membantu orang lain belajar dan harmonis menghargai setiap orang apapun latar belakangnya. Untuk loyal bisa menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan dan instansi Negara dan adaptif terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas. Yang terakhir kolaboratif adalah memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi. Kadivpas juga menekankan kepada semua jajaran pemasyarakatan agar memegang prinsip dalam bertugas melayani bangsa dan negara.

43.8

Materi selanjutnya disampaikan oleh Sutarti. Materi yang disampaikan tentang ASN Pancasilais Pasti. Beliau menjelaskan pancasilais dan nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN bahkan tidak sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktulisasikan sifat pancasialis dan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Pegawai ASN dapat mempelajari sila demi sila dalam Pancasila, dan berbagai kisah ketauladanan yang dapat kita ambil hikmahnya.

Print