Marhaban Ya Ramadhan

kantor asli Copy

 

Menjelang Bulan Ramadhan (Pada Bulan Sya’ban) ada semacam suatu kebiasaan yang sering kita ketahui dan mungkin juga kita melakukannya yaitu kita saling berucap meminta maaf dan memaafkan sesama kita, terutama kepada kedua orang tua kita jika masih hidup, kepada sesama teman, family, guru serta tetangga dekat.

Harapannya agar ketika kita menjalankan ibadah dibulan Ramadhan khususnya ibadah puasa serta menjalankan ibadah-ibadah lainnya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat agama.

Jika dilihat lebih jauh, bahwa kebiasaan tersebut di atas bukan hanya sekedar rutinitas belaka yang dilakukan menjelang bulan Ramadhan. Melainkan sebagai rutinitas yang mengandung makna/ nilai-nilai yang sangat besar bagi setiap individu yakni untuk bertaubat. Yang untuk selanjutnya Aspek bertaubat dalam memasuki terminal Ramadhan akan tercurah unsur kebaikan selama menjalankan amal ibadah didalamnya. Mengingat efek keagungan bulan Ramadhan tidak membawa implikasi yang positif terhadap mereka yang masih bergelimang dengan dosa namun mereka hanya menunggu laknat dari Yang Maha Kuasa.

Untuk itu pada bulan Sya’ban patutlah dijadikan sebagai transito untuk mempersiapkan diri memasuki bulan Ramadhan. Jika sesama kita sebagai hambanya saling maaf dan memaafkan yang berkaitan dengan Hablu minnas maka berarti kita telah membuka diri untuk bertaubat. Taubat itu juga harus dilakukan untuk menebus segala kesalahan yang pernah diperbuat oleh kita agar kita menjadi orang yang patut dan layak nilai-nilai meraih kebaikan, dibulan Ramadhan guna mencapai terminal selanjutnya yaitu pintu gerbang Al Muttaqin (orang-orang yang bertaqwa).

Coba kita perhatikan dalam Al-Quran (QS An-Nur (24):31 dan QS Al Hujurat (49):11) dari Kedua Firman Allah SWT tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Allah SWT membagi hamba-hambaNya kedalam dua golongan yakni orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang Dzalim. Adapun segi esensi yang terkandung dalam Taubat adalah untuk meraup keuntungan, namun sebaliknya jika seseorang yang tidak mau bertaubat dan kehidupannya bergelimang dalam dosa dan sehingga membiarkan dirinya kelak merugi. Maka jika ingin meraih suatu keuntungan di bulan Ramadhan, jelaslah Taubat sebagai energinya. Bagaimana konsepsi taubat menyambut bulan Ramadhan yang agung dalam kondisi diri kita yang penuh dosa ini?

Taubat adalah kembalinya seseorang dijalan Allah SWT dan meninggalkan jalan yang dimurkai oleh Allah SWT serta jalan orang-orang yang sesat. Taubat juga mempunyai arti dari suatu perbuatan manusia yang sangat mulia dan sangat dicintai Allah SWT. Terhadap dosa yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh ampunan semata-mata adalah hak prerogative Allah SWT. Adapun syarat-syaratnya yaitu berdasarkan Al-Quran dan Alhadits yang seringkali disampaikan oleh para ulama yaitu Taubat memiliki 3 (tiga) kriteria, menyesal telah melakukan dosa dengan memohon ampun hanya kepada Allah SWT, berhenti untuk melakukannya dan bertekad kuat untuk tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut lagi.

Perlu pula diketahui bahwa apabila suatu dosa perbuatan yang berkenaan dengan hak anak cucu Nabi Adam AS/ manusia, maka orang tersebut bertaubat harus memperbaiki apa yang telah dirusaknya atau meminta keridhaan orang yang telah di dzaliminya. Seperti dalam sebuah Hadits Rasulluloh Muhammad SAW pernah bersabda

“Barangsiapa pernah mendzalimi Saudaranya dalam masalah harta dan kehormatannya, maka hendaklah ia datang dan diselesaikannya sebelum datang hari pembalasan, sementara ia tidak memiliki dinar dan dirham. Jika ia memiliki kebaikan, kebaikan itu akan diambil darinya dan diberikan kepada Saudaranya untuk menebus kesalahannya. JIka ia tidak memiliki kebaikan, maka dosa saudaranya itu akan diberikan kepadanya sebagai tebusan, dan ia dilemparkan ke neraka”.

Pada bulan Sya’ban menjelang Ramadhan, agar kita bersama-sama bersihkan dan persiapkan diri kita sehingga selama bulan Ramadhan kita semua memperoleh curahan rahmat, maghfiroh dan bebas lepas dari azab siksa neraka dan kelak kita sampai pada terminal pelabuhan muttaqin (kedalam golongan orang-orang yang bertaqwa).

 

marhaban ya ramadhanPenulis

Achmad Fauzi

plt. Kepala Divisi Keimigrasian

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta


Print   Email