Jakarta_Info, Akhir Tahun 2016 maraknya berbagai kasus warga negara asing di Indonesia terkuak semakin besar yang menyita perhatian dan ketenangan masyarakat, Dari kasus warga negara tiongkok yang menjadi petani cabai dilahan masyarakat di kota Bogor membuat kondisi ini semakin memprihatinkan, Kasus warga negara asing asal maroko yang datang ke Indonesia untuk menjadi "penjaja cinta kelas tinggi" yang terungkap oleh Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Pusat semakin membuat masyarakat semakin terhenyak.
Serbuan tenaga kerja asing terutama warga neraga yang berasal dari Asia Timur adalah dampak dari kebijakan pemerintah M.E.A (Masyarakat Ekonomi Asean) dan Bebas Visa Kunjungan 169 negara yang menjadikan Imigrasi harus bekerja keras dengan bertambah berat tugas dan fungsi keimigrasian sebagai pintu gerbang negara Indonesia.
Pertumbuhan tenaga kerja asing yang berada di wilayah jakarta pusat sangatlah signifikan bila dibandingkan dengan tahun sebelumya. Sampai saat ini Indonesia masih menerimanya sebagai salah satu komitmen untuk bergabung dalam globalisasi masyarakat ekonomi Asean dari kebijakan pemerintah yang hampir satu tahun berjalan.
Tak heran setiap operasi yang dilakukan tim pengawasan orang asing atau TIMPORA Kantor Imigrasi Jakarta Pusat menemukan penyalahgunaan izin imigrasi berkisar pada penyalahgunaan berupa overstay, visa kunjungan wisata yang disalahgunakan untuk bekerja.
Satu hal yang menjadi kekhawatiran adalah, bagaimana daya tahan ketahanan nasional Republik Indonesia menghadapi tantangan ini, sanggupkah nilai-nilai masyarakat dan persatuan kesatuan yang selalu didengungkan berdiri kokoh walau terpaan berbagai kasus seperti narkoba yang mengancam anak bangsa, sampai kepada bahaya terorisme"ungkap Professor Yani yang berpangkat laksamana muda.
Dalam mengawasi orang asing Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Pusat yang telah membentuk Tim pengawasan orang asing yang juga melibatkan unsur pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat dan juga masyarakat untuk memberikan kontribusi dan informasi terkait keberadaan orang asing” ucap Zaeroji, Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta.
Dalam sebuah diskusi bertajuk Menakar Penyalahgunaan Izin Imigrasi Terhadap Ketahanan Nasional di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (21/12/2016) yang disiarkan langsung oleh radio sonora FM Jakarta 92.0 adalah bentuk kinerja yang bersinergi antar lembaga penegak hukum, antara lain yang menjadi narasumber adalah Laksamana Muda TNI Asc. Prof. Dr. A. Yani Antariksa, Lemhanas Republik Indonesia, Endang Sudirman, Bc.IP.,S.Sos.,M.M. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta, Zaeroji,SH.,M.H. Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta, Tato Juliadin Hidayawan, Kepala Kantor Imigrasi Jakarta Pusat.
Kegiatan diskusi ini dihadiri perwakilan dari Polres Jakarta Pusat, Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat, Kodim 0501/Jakarta Pusat, Rekan-rekan Mahasiswa dan Rekan-Rekan Media.
"Sejak diberlakukan kebijakan bebas visa ini selama 30 hari ke Indonesia pasti menjadi beban berat buat kita," ujar Kepala Kantor Imigrasi Jakarta Pusat Tato Juliadin Hidayawan
Dia pun mengakui, bahwa warga negara asing (WNA) tersebar di beberapa daerah Indonesia, termasuk di DKI Jakarta. "Tapi kalau di daerah Jakarta Pusat, mayoritas WNA asal Afrika, di sekitar Petamburan, Tanah Abang, sejauh ini pihak Kantor Imigrasi Jakarta Pusat tengah melakukan deportasi sekitar 100 orang WNA, setelah tindakan projustisia dilakukan."tambahnya.