Ka Lapas Narkotika, Asep Sutandar Ajak Pegawai nya Meneladani Filosofi Lima Jari

2017 10 09 Apel Pagi Lapas Narkotika 1

Foto : Kepala Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Jakarta, Asep Sutandar saat memimpin Apel Pagi bersama seluruh jajaran Pegawai Lapas Narkotika Jakarta, Senin (09/10/2017) di Halaman Gedung I Lapas Narkotika Jakarta, Jalan Raya Bekasi Timur No. 170A, Jakarta Timur.  

2017 10 09 Apel Pagi Lapas Narkotika 2

Lapsustik.News – Mengawali masa tugas sebagai Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Klas IIA Jakarta, Asep Sutandar, Amd.IP, S.Sos, M.Si, memimpin apel perdana pegawai dihalaman lapas yang dilanjutkan dengan pengarahan di aula gedung I Lapas Narkotika Klas IIA Jakarta, Senin (9/10). Dalam amanatnya saat memimpin apel, Kalapas meminta kepada suluruh pegawai agar bisa melaksanakan apel setiap hari karena pentingnya kegiatan apel bagi aparatur sipil negara (ASN).

“Bapak dan Ibu sekalian, apel pagi merupkan langkah awal kita dalam melaksanakan tugas. Apel bukan hanya dilakukan di lapas kita, namun semua UPT juga melaksanakannya. Jadi bukan sesuatu yang mengada-ada. Bahkan saya rasa semua aparatur sipil negara (ASN) dituntut melaksanakan apel.

Apel pagi adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk menumbuhkan rasa kebersamaan yang kuat. Selain itu, di dalam apel ada do’a bersama yang dengan tulus ikhlas, yakinlah akan dikabulkan oleh Allah SWT”, ucap Kalapas dalam amanat apel.

Sedangkan dalam pengarahannya, Kalapas mengawali dengan memperkenalkan diri dan menceritakan pengalaman yang dialaminya sebagai pegawai pemasyarakatan. Selanjutnya Kalapas meminta kepada seluruh pegawai untuk memelihara kebersamaan, saling kerja sama, saling menghargai dan saling mengerti karena sesama pegawai adalah keluarga.

2017 10 09 Apel Pagi Lapas Narkotika 5

“Kita adalah keluarga. Keluarga yang harmonis adalah keluarga keluarga yang saling menghargai, saling kerja sama dan saling mengerti dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Kebersamaan antar bagian tidak boleh ada yang lebih, semua sama. Semua bidang sama. Sehingga tingkatkan koordinasi dengan baik”, tutur Asep Sutandar dalam pengarahannya.

Menutup pengarahannya, Kalapas menyampaikan filosofi 5 lima jari.

“Lima jari teridiri dari jempol, telunjuk, jari tengah, jari manis dan kelingking. Pertama-tama jempol, jempol menggambarkan sesuatu yang bagus. Maka kita bekerjalah sebaik dan sebagus mungkin. Yang kedua, telunjuk, menggambarkan perintah. Setelah bekerja dengan baik, maka kita akan diberi kewenangan untuk bisa memerintah. Yang ketiga, jari tengah, merupakan jari terpanjang. Setelah bisa memerintah maka jangkauan kita sudah bisa jauh, karena kita tinggal memerintahkan saja. Yang keempat, jari manis dimana tempat cincin emas melingkar, melambangkan harta/rezeki.

Apabila kita sudah bekerja dengan baik, kita sudah bisa memerintah dan jangkauan kita sudah jauh maka otomatis rezeki kita akan lebih baik dan lebih besar. Dan yang terakhir, jari kelingking, merupakan jari paling kecil. Maksudnya adalah setelah kita meraih itu semua, kita tidak boleh sombong. Sesukses apapun kita, kita tetap kecil dimata Tuhan, tidak ada apa-apanya”, tutup Kalapas.

 

Kontributor : Sadi (Humas LapsustikJkt)/ Editor : Humas Kanwil

2017 10 09 Apel Pagi Lapas Narkotika 3

2017 10 09 Apel Pagi Lapas Narkotika 4


Print   Email