Jakarta - Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM (Kadiv Yankumham) Ronald S. Lumbuun beserta Pejabat Administrator dan Pengawas Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta menghadiri rapat pembahasan Permohonan Naturalisasi Atlet Sepak Bola yang dilaksanakan melalui virtual Zoom oleh Direktorat Tata Negara Ditjen AHU, Selasa (08/03/2022). Kegiatan ini juga menghadirkan Analis Madya Keperdataan (Sudaryanto A. Chalik), Direktur Tata Negara (Baroto), Komite Eksekuitf PSSI (Irwan Hamdani Daulay), Direktur Teknis PSSI (Indra Sjafri), Direktur Izin Tinggal Keimigrasian (Pramella Yunidar Pasaribu), perwakilan dari Kemenpora, Kemensetneg dan Badan Intelejen Negara.
Analis Madya Keperdataan, Sudaryanto Abdul Chalik membuka rapat dengan menerangkan tata cara dan syarat untuk Naturalisasi. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006, Pasal 20 disebutkan "Orang asing yang telah berjasa kepada negara Republik Indonesia atau dengan alasan kepentingan negara dapat diberi Kewarganegaraan Republik Indonesia oleh Presiden setelah memperoleh pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, kecuali dengan pemberian kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang bersangkutan berkewarganegaraan ganda.
Selanjutnya dalam rapat ini diharapkan akan menjadi dasar keinginan pelatih Shin Tae-yong agar Timnas Indonesia bisa kembali bersaing dan meraih kejayaan internasional dengan mengusulkan beberapa nama yang masuk daftar antre naturalisasi. Mereka adalah Jordi Amat, Sandy Walsh, Mees Hilgers, dan Kevin Diks. Direktur Teknis PSSI, Indra Sjafri mengungkapkan bahwa Shin Tae-yong harus mewawancarai keempat pemain itu lebih dulu sebelum proses naturalisasinya dilakukan. Sejalan dengan hal tersebut Direktur Tata Negara, Baroto menuturkan, “Belum lama ini kita juga telah melaksanakan naturalisasi atlet basket dan kita melakukan proses naturalisasi ini sudah melalui pertimbangan yang sangat panjang dan sebaik – baiknya dengan berkolaborasi dengan Kementerian terkait dan semoga Pemain yang akhirnya dinaturalisasi diharapkan mampu berkontribusi panjang di Timnas Indonesia”.
