INTIP YUK PROSES FOTO KARAKTER ANAK DIDIK LPKA JAKARTA !

2020 03 11 LPKAFOTO KARAKTER 2Sejak lahir manusia memiliki karakter yang beragam dan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Keunikan dari masing-masing manusia ini dapat mempengaruhi kehidupan sosialnya.  Karakter manusia dibentuk melalui proses hidup yang dipengaruhi banyak faktor seperti lingkungan, budaya, pendidikan, pola asuh, tradisi keluarga, dan bahkan pengalaman. Faktor-faktor ini juga mempengaruhi respon seseorang dalam berpikir, merasa, dan bertindak terhadap situasi hidup. Karakter manusia dapat ketahui melalui berbagai cara, salah satunya yaitu dengan tes online dengan alamat web nya www.fotokarakter.com . Melalui tes tersebut akan diperoleh aspek tentang kelebihan,titik kritis, potensi,penjurusan dan respon/tindakan pada diri seseorang. Nah seperti apa sebenarnya foto karakter ini ?. Tim humas LPKA Kelas II Jakarta berkesempatan untuk bertanya langsung kepada Ibu Yuni Sri Rejeki dan Bapak Hartono Lukito dari Yayasan Transformasi Internasional yang merupakan mitra untuk kegiatan psikososial di LPKA Kelas II Jakarta. Beliau berdua adalah Konselor dari yayasan tersebut. Yayasan Transformasi Internasional ini merupakan  Corporate Social Responsibility Organisasi Power Character dengan alamat web www.powercharacter.com yang berlokasi di Kirana Two Tower Kelapa Gading. Beliau berdua sudah bergabung dengan LPKA Kelas II Jakarta sejak tahun 2017.

Foto Karakter adalah sebuah asessmen daring. Akan didapatkan hasil dengan tingkat akurasi yang tinggi tentang karakter Seseorang dengan Tes Cepat Foto Karakter ini . Hanya perlu waktu sekitar 5 menit dan dapat mengambil tes ini kapan pun dan di mana pun melalui internet. Foto Karakter membantu untuk mengenali dan memahami diri seutuhnya sehingga dapat belajar bagaimana cara terbaik untuk merespon dan menggunakan potensi yang dimiliki untuk menjalani kehidupan terbaik. Kegiatan yang dilakukan di LPKA Kelas II Jakarta secara efektif untuk didapatkan hasil yang masksimal memerlukan waktu kurang lebih3-6 bulan dengan frekuensi pertemuan hanya seminggu sekali dan keterbatasan tingkat pemahaman dari anak didik pemasyarakatan. “Untuk memperoleh hasil atau katakanlah mampu merubah karakter orang menjadi lebih baik perlu adanya komitmen dan kemauan dari dirinya sendiri terlebih dahulu” ujar Ibu Yuni (10/3). Adapun alur asesmen yang dilakukan dimulai dengan konselor terlebih dahulu, jika memang ditemukan kelainan psikologis maka konselor akan mendatangkan psikolog dan psikiater untuk melakukan tindakan lebih lanjut.

2020 03 11 LPKAFOTO KARAKTER 1Tahap awal yang dilakukan adalah menanyakan seputar latar belakang keluarga meliputi pola asuh kemudian kekerasan yang pernah diterima, lingkungan pergaulan dan kemudian kegiatan kriminal yang dilakukan. Pribadi yang kalem atau pendiam kok bisa melakukan atau terlibat dalam tawuran? Ternyata ada sebuah ketakutan dan dibawah tekanan yang memaksa serta kondisi emosi yang pas untuk mendorong seorang anak remaja melakukan aksi kejahatan contohnya melakukan pembacokan saat tawuran. Lalu bagaimana menangani contoh kasus yang demikian? Ibu Yuni dan Pak Hartono berusaha untuk membuat anak didik kenal dengan dirinya,bagaimana karakternya apakah pemberontak atau memiliki watak yang keras. Atau memiliki karakter yang tenang sabar tetapi ada di bawah tekanan dan merasa terancam. Kemudian diajarkan untuk anak lebih berani, berfikir, berani menolak dan menghindar dari komunitas yang menekan. Di kota besar seperti Jakarta ini banyak organisasi yang mengancam anak. Adanya perkumpulan orang dewasa yang menjembatani terjadinya tawuran. Bahkan tindakan kriminalitas sudah terorganisir.

Kendala yang dihadapi dalam asessmen yang dilakukan adalah rendahnya tingkat pendidikan anak didik bahkan membaca saja ada yang tidak bisa. Menurut Pak Hartono selaku Konselor “Namun yang kami lakukan ini adalah memotivasi dan membentuk karakter anak yang dengan keterbatasannya tadi dapat pandai mengambil keputusan di situasi tertentu, lebih ke pola berfikir atas tindakan yang akan dilakukan dibawah tekanan dari pihak lain, karena anak-anak yang memiliki keterbatasan seperti ini sangat mudah diprovokasi”. Mengubah seseorang tidak mudah namun sangat perlu dilakukan usaha sebagai bentuk kepedulian sosial dalam rangka mencerdaskan anak. Output yang diperoleh selama ini ada namun belum maksimal.

 


Print   Email